Rabu, 30 Desember 2009

*Hubungan Konflik, Keputusan dan Solusi Pada Suatu Organisasi

Hubungan konflik,keputusan dan solusi pada suatu organisasi

Hubungan antara konflik, keputusan, dan solusi pada suatu organisasi
Konflik adalah suatu bentuk hubungan interaksi seseorang dengan orang lain atau suatu kelompok dengan kelompok lain, dimana masing-masing pihak secara sadar, berkemauan, berpeluang dan berkemampuan saling melakukan tindakan untuk mempertentangkan suatu isu yang diangkat dan dipermasalahkan antara yang satu dengan yang lain berdasarkan alasan tertentu. Konflik dibagi menjadi dua yaitu :
1. Konflik vertical adalah suatu hubungan interaksi antara satu kelas social yang berbeda tingkatan akibat adanya pertentangan kepentingan yang difasilitasi atau kelompok sosial yang berbeda di satu pihak dengan satu kelompok di pihak lainnya;
2. Konflik horizontal adalah suatu hubungan interaksi vertikal (antar kelas sosial) yang memanfaatkan secara sengaja menciptakan konflik horizontal, dan atau sebaliknya suatu konflik horizontal yang memanfaatkan/secara sengaja menciptakan konflik, sebagai kamuplase atau cara untuk mendukung terwujudnya tujuan atau kondisi yang dikehendaki. keputusan adalah kesimpulan yang dicapai melalui berbagai macam pertimbangan, dimana akan dipilih satu kemungkin alternatif dari berbagai macam alternatif Keputusan didasarkan pada fakta dan nilai. kemudian solusi adalah cara dimana kita bisa menyelesaikan suatu masalah dengan cara yang terbaik atau malah sebaliknya. jelas menurut saya konflik dan keputusan sangat berhubungan. Dimana kita ketahui konflik terjadi pasti ada faktor faktor tertentu, mungkin perbedaan pendapat atau yang lainnya. setiap keputusan pasti ada risikonya, disinilah letak hubungan itu. keputusan yang diambil mungkin tidak bisa diterima oleh pihak lain dan timbulah konflik itu sendiri. jika konflik itu didiamkan tanpa ada solusi maka saya yakin konflik akan semakin membesar dan menyebar. Pada tahap ini diperlukan solusi yang bisa diterima oleh semua pihak yang bersangkutan. cara penyelesaian mungkin bermacam macam disini saya mengambil contoh lewat perundingan. dalam perundingan ini semua bebas berpendapat tapi juga harus sesuai norma yang berlaku. dilakukan dengan kepala dingin maka dalam perundingan tentu ada moderatornya yang bersifat netral. bila semua pihak ingin solusi yang terbaik bagi kepentingan perusahaan atau organisasi(kepentingan bersama). maka saya yakin solusi yang terbaik bagi semua itu akan tercipta.pada awalnya Konflik adalah suatu perkara atau masalah yang terjadi. Entah masalah yang disengaja maupun tidak. Entah itu konflik atau masalah yang ditimbulkan oleh orang lain ataupun dari diri sendiri.
Ataupun Kepentingan yang berbeda dapat dipahami, karena kebutuhan mereka berbeda, artinya dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepentingan yang berbeda sangat mungkin mereka berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling menggangu. Namun demikian terbatasnya berbagai kebutuhan dan kepentingan yang harus dipenuhi sangat mungkin kebutuhanm yang berbeda akan menyebabkan terjadinya konflik.
adapun cara untuk menangani sebuah konflik :
- Menjadi Pendamai.
- Tetap netral.
- Dengarkan kedua (atau lebih) pihak.
- Mau membujuk pihak-pihak untuk bertanggung jawab.
- Satukan pihak-pihak yang berselisih paham.

jadi menurut saya konflik adalah interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain saling bergantung namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan dimana setidaknya salah satu dari pihak-pihak tersebut menyadari perbedaan tersebut dan melakukan tindakan terhadap tindakan tersebut.
dan kita pun harus dapat mengambil keputusan untuk mengetahui mana yang harus kita ambil untuk segera menyelesaikannya sebaik mungkin.
Makna arti solusi adalah cara dimana kita bisa menyelesaikan suatu masalah dengan cara yang terbaik atau malah sebaliknya. Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaiakan, maka dari itu setiap masalah pasti ada solusi atau dikenal dengan ‘jalan keluar’. Setiap masalah ada solusinya, dalam berorgansisasi solusi sangatlah dibutuhkan akan menajadikan cara yang terbaik, apabila tidak maka bisa juga bukan yang terbaik. Organisai yang bisa menyelesaikan konflik dengan solusi yang baik maka oraganisasi itu bisa mnedapatkan suatu keputusan yang bisa dijadikan suatu sumber bagi perusahaan atau organisasi. Dalam hal memajukan bisa organisasi konflik bisa diselesaikan dengan solusi yang baik dan pemimpin bisa membawa bawahannnya ntuk memusyawarahkan suatu konflik guna mendapatkan keputusan yang bisa mendapatkan hal yang baik.Solusi adalah proses pembelajaran di mana kita berusaha untuk memperbaiki diri dari praktek yang kita lakukan sehari-hari.
definisi solusi adalah cara pemecahan / penyelesaian masalah tanpa tekanan.
Seperti saat kita melakukan dgn metode ilmiah, kita merumuskan masalah dan membuat hipotesis, kesimpulan itu adalah solusinya, tanpa tekanan artinya kita menuruti kaidah kaidah yang ada dan bukan dari argumen kita sendiri, sebab sekalipun argumen kita dipaksakan kalau yang terjadi tidak sesuai argumen kita tetap akan terjadi seperti yang tidak diargumenkan oleh kita tersebut

*Sumber Utama Konflik Dalam Organisasi

Sumber utama konflik dalam organisasi

Dalam sebuah organisasi khususnya organisasi besar, dalam hal pembagian kerja, sering menimbulkan konflik, antara unit kerja yang ada atau konflik antar organisasi. Timbulnya konflik ini dikarenakan adanya perbedaan tujuan antara satu pihak dengan pihak lain yang terlibat dalam konflik tersebut.
Oleh karena itu diperlukan kerjasama dan koordinasi antar struktur dalam organisasi atau antar organisasi sehingga dapat meminimalkan terjadinya perbedaan.
Ross (1993) mengemukakan ada dua sumber konflik yang terjadi dalam sebuah organisasi atau kelompok, adalah adanya unsur persaingan dan unsur kekuatan. Menurut teori struktur, konflik dipicu oleh sosial adanya persaingan antara pihak-pihak yang berkepentingan.Tindakan terhadap pihak lain dalam pemikiran teori struktur social akan menciptakan tantangan nyata untuk meningkatkan solidaritas dan respon kolektif dalam menghadapi lawan. Selanjutnya pihak-pihak tersebut melakukan konsolodasi secara sadar sehingga membentuk suatu kekuatan dalam menghadapi konflik tersebut.
Disisi lain, Teori Psychoculttural melihat konflik sebagai kekuatan psikologi dan cultural.
Teori ini menunjukan bahwa suatu pihak perlu memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal dan tingkah laku pihak lain. Oleh karena itu kondisi social dan hubungan dengan pihak lain menjadi suatu hal penting untuk diperhatikan dalam menghadapi konflik, karena kondisi psikologis dan culutaral ini merupakan sebuah kekuatan nyata. .
Menangani konflik
Berdasarkan kedua sumber konflik di atas, memerlukan penanganan konflik yang berbeda. Teori structural menerangkan bahwa strategi manajemen konflik memerlukan perubahan kondisi organisasi pihak tersebut secara mendasar. Kepentingan yang divergen sangat sulit untuk dijembatani.
Sementara itu, Teori psychocultural, menekankan dalam manajemen konflik memfokuskan pada proses yang dapat mengubah persepsi atau mempengaruhi hubungan antara pihak-pihak kunci. Dalam pandangan teori ini kepentingan lebih bersifat subjektif dan dapat berubah disbanding dalam pandangan teori struktural
Diposkan oleh mahasiswa UG di 19:20 0 komentar
Minggu, 29 November 2009
KONFLIK DALAM ORGANISASI
Friday, 19 June 2009 18:53 Prof. Daniel Carolus Kambey, Ba., Ma., Ph.D.
E-mail Print PDF

PIDATO (ORASI ILMIAH) PENGUKUHAN - Disajikan kembali Oleh : Jeinner Jenry Rawung, S.Psi

MENGELOLA KONFLIK

Konflik yang tidak terkelola, dapat merusak lingkungan kerja dan para pekerjanya sekaligus. Harus segera diupayakan strategi penanganan konflik yang tepat. Kalau tidak tepat, sama halnya dengan inefisiensi. Sebab, banyak manajer yang energy dan waktunya telah banyak terkuras, hanya untuk menangani konflik. Itupun, kalau konflik berhasil dicarikan solusinya.

Apalagi, berkenaan dengan banyak perubahan drastis yang terjadi akhir-akhir ini. Lembaga pendidikan, termasuk perguruan tinggi saja, mengalami perubahan institusional, maupun perubahan regulasi yang berlaku di negeri ini. Perubahan institusional suatu organisasi, pasti akan berpengaruh pada perubahan struktur dan personalia. Bahkan akan berdampak pada hubungan secara individual maupun organisasional, yang tentunya berpotensi menimbulkan konflik. Jika konflik terjadi dan tidak segera ditangani tuntas, maka konflik tersebut bisa menggangu keseimbangan sumber daya, bahkan membuat tegang orang-orang yang terlibat.

Stevenin (2002:131) mengatakan bahwa, bila konflik tidak diperhatikan maka kita akan terjebak pada hal-hal berikut : kehilangan karyawan (mengundurkan diri atau dipecat), kemungkinan adanya sabotase dalam pekerjaan dan peralatan, menurunnya motivasi dan semangat kerja yang bermuara pada menurunnya kualitas kerja, sabotase terhadap hubungan pribadi dan reputasi anggota tim lewat gossip dan kabar burung, serta munculnya stress dikalangan karyawan (tergangunya efisiensi kerja dan orang mulai membolos).

Untuk mengelola konflik, para manajer, teristimewa pimpinan organisasi public, mesti menyadari bahwa karena konflik disebabkan oleh factor-faktor yang berbeda-beda, maka pendekatan yang digunakan untuk penanganan konflik juga itu berbeda, berdasarkan situasi dan kondisi, atau tergantung keadaan yang dihadapi. Beberapa factor yang perlu diperhatikan termasuk alasan mengapa konflik terjadi ataupun bagaimana hubungan pimpinan dengan pihak yang terlibat. Kemudian, ada tiga hal yang harus diingat dalam menerapkan model pendekatan, yaitu : keuntungan dan kerugiannya, kebutuhan terhadap hubungan yang bersifat konstruktif serta waktu yang tersedia dalam proses pengelolaan konflik.

Lacey (2003:20) memperingatkan bahwa, pemecahan konflik bukanlah berarti menghilangkan konflik, melainkan menyambutnya dengan baik dalam kehidupan kita, belajar darinya dan terus bergerak maju. Lebih tepat lagi, kita perlu mengalir bersama konflik.

Beberapa Pendekatan untuk Mengelola Konflik, yaitu :

1. Problem Solving. Pendekatan ini disebut juga dengan win-win solution. Dalam model ini, para pelaku bertemu untuk mendiskusikan permasalahan dan isu-isu yang berkaitan dengan konflik. Tujuannya adalah untuk mengitegrasi kebutuhan-kebutuhan dari masing-masing kelompok. Konflik dijadikan sebagai masalah bersama, dan kedua pihak harus berusaha mencari solusi yang kreatif. Dalam pertemuan itu mereka dapat bebas mengekspresikan perasaan dan bertukar informasi. Hasilnya merupakan solusi ’win-win’, bukan ’win-lose’. Pendekatan ini, dapat digunakan jika : kedua kelompok yang bertikai saling memiliki tingkat kepercayaan satu dengan yang lainnya, kedua pihak memiliki komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan konflik, serta bila investasi dlm organisasi sangat bernilai tinggi.

2. Superordinate Goals. Pengalihan pada tujuan yang lebih tinggi dapat menjadi metode pengurangan konflik yang efektif, dengan cara mengalihkan perhatian pihak-pihak yang terlibat dari tujuan mereka yg berbeda menjadi tujuan bersama pada tingkat yang lebih tinggi. Misalnya, dua Fakultas di UNIMA terlibat konflik dalam persaingan mendapatkan dana penelitian, sebab dana terbatas.

3. Expansion of Resources. Apabila konflik muncul karena kelangkaan sumber daya, maka untuk memecahkan masalah, diperlukan upaya perluasan sumber daya. Namun, sumber daya organisasi yang terbatas, tidak mudah juga diperluas.

4. Avoidance. Manajer melakukan penghindaran, seolah-olah tidak ada konflik. Ini bertujuan untuk mengulur waktu dan menunda, menunggu lebih banyak informasi guna mengambil tindakan yang tepat. Model ini diterapkan jika persoalan dalam organisasi bersifat sepele sebab masih banyak hal yang lebih penting untuk diurus, perlu waktu pematangan sebab situasi itu masih prematur, ada keyakinan bahwa isu itu memang dikonfrontasi, ada keraguan hasil yang bakal dituai, dan dianggap perlu untuk meredakan emosi yang memuncak.

5. Smoothing. Teknik ini menekankan kepentingan bersama (common interest) dan tujuan bersama (common goal). Tugas manajer untuk berupaya memperkecil perbedaan diantara kedua belah pihak yg bertikai, menitikberatkan bawah jika tidak bekerja sama maka tujuan organisasi akan terhambat, dan jangan sampai berpihak kepada satu kelompok.

6. Compromise. Metode ini merupakan pendekatan tradisional, dimana dalam menyelesaikan konflik menggunakan pendekatan tidak ada yang menang atau yang kalah, sebab masing- masing kelompok memberikan konsesi dan pengorbanan untuk saling memuaskan.

7. Authoritative Command. Dasar pendekatan ini ialah, eksekutif mempunyai wewenang untuk memaksa bawahannya menghentikan konflik. Teknik ini biasanya dijalankan, jika konflik memang sudah mengganggu organisasi, padahal nilai investasi yang ditanam sangat tinggi nilainya, dan tidak tampak jalan keluar, sehingga tidak bisa ditunda, harus cepat dan tegas. Kemudian jika dua pihak yang bertikai tampak tidak berkeinginan menyelesaikan konflik, sudah kondisi darurat perlu diambil keputusan segera serta jika manajer sudah yakin berada pada jalur yang benar.

Sering, pendekatan ini tidak menjawab isu utama. Saat itu konflik teratasi, tapi sewaktu-waktu bisa saja muncul. Karenanya, digunakan beberapa taktik yang ditujukan kepada pihak yang berkonflik, seperti : menggunakan fisik (membuat mereka takluk/ciut), mengancam menghukum (misal tidak memberi insentif), mengintimidasi akan dipecat, mengambil posisi diam (sampai mereka sadar), menunjuk kesalahan masa lalu (pernah salah saat ini juga bisa salah), atau menggunakan kedudukan/posisi (saya adalah bos anda).

8. Intergroup Training. Disini kelompok yang bertikai diminta mengikuti seminar/lokakarya di luar tempat kerja dengan fasilitator (tanpa diketahui) yang mengatur interaksi kedua kelompok itu. Pengalaman yang diperoleh diharapkan memperbaiki sikap dan hubungan. Jenis intervensi ini relatif butuh waktu dan biaya besar, serta perlu fasilitator yang trampil.

9. Third Party Mediation. Teknik ini menggunakan seorang konsultan sebagai pihak ketiga yang diundang untuk memediasi kelompok yang bertikai, ataupun dengan menggunakan jasa arbiter.

Pengelolaan Konflik (Pimpinan), menurut Wiliam Hendrik (2000:48-56). :

1. Integrating, yaitu gaya mempersatukan, yang berdasarkan pada usaha-usaha untuk mengamati perbedaan dan mencari solusi yg bisa diterima oleh semua pihak. Gaya ini tergambar dalam kalimat, "Tampaknya di sini terjadi perbedaan pendapat, karenanya mari kita kembali pada persoalan awal." Penggunaan teknik ini adalah jika waktu tidak terbatas, persoalannya kompleks, dibutuhkan komitmen dan strategi jangka panjang.

2. Obliging. Menghargai status pihak lawan. Dengan menempatkan nilai tinggi pada orang lain, maka mereka akan merasa dihargai. Dengan begitu, dapat saja membuat mereka mengalah. Gaya ini dapat dikalimatkan seperti, "Saya tahu anda ahli, bisakah anda memberikan jalan keluarnya?" Gaya ini digunakan bila persoalan itu tidak terlalu penting, pengetahun manajer terbatas dan tidak punya power.

3. Dominating. Penekanan pada kepentingan diri sendiri, didorong oleh keinginan menyelamatkan diri sendiri. Ini tercermin dalam falsafah ’lebih baik menembak daripada ditembak’. Dalam keadaan terpaksa dan mendesak, termasuk keyakinan bahwa sebagai pemimpin mempunyai hak, gaya ini diterapkan meski kepentingan orang lain tidak diperhatikan sama sekali. Bentuk kalimatnya "Saya tidak peduli, kerjakan saja apa yang sudah saya perintahkan." Gaya ini digunakan bila persoalan tidak kompleks, waktu terbatas, solusi tidak populer, yang terlibat kurang ahli dan persoalan ini penting bagi manajer.

4. Avoiding. Manajer menghindar dari persoalan karena tidak perlu solusi jangka panjang dan komitmen tidak dibutuhkan. Kemudian bila isu itu tidak terlalu mendesak, tapi yang terlibat sudah panas dan perlu didinginkan, dengan pernyataan, "Saya belum melihat fakta yang sebenarnya, kita akan bertemu lagi".

*Sistem Berkas Pada Windows

Sistem Berkas Pada Windows

Sistem operasi Windows merupakan sistem operasi yang telah dikenal luas. Sistem operasi ini sangat memudahkan para penggunanya dengan membuat struktur direktori yang sangat user-friendly. Para pengguna Windows tidak akan menemui kesulitan dalam menggunakan sistem direktori yang telah dibuat oleh Microsoft. Windows menggunakan sistem drive letter dalam merepresentasikan setiap partisi dari disk. Sistem operasi secara otomatis akan terdapat dalam partisi pertama yang diberi label drive C. Sistem operasi Windows dibagi menjadi dua keluarga besar, yaitu keluarga Windows 9x dan keluarga Windows NT (New Technology).
Direktori yang secara otomatis dibuat dalam instalasi Windows adalah:
1. Direktori C:\WINDOWS
Direktori ini berisikan sistem dari Windows. Dalam direktori ini terdapat pustaka-pustaka yang diperlukan oleh Windows, device driver, registry, dan program-program esensial yang dibutuhkan oleh Windows untuk berjalan dengan baik.
2. Direktori C:\Program Files
Direktori ini berisikan semua program yang diinstal ke dalam sistem operasi. Semua program yang diinstal akan menulis entry ke dalam registry agar program tersebut dapat dijalankan dalam sistem Windows.
3. Direktori C:\My Documents
Direktori ini berisikan semua dokumen yang dimiliki oleh pengguna sistem.
Sistem operasi Windows dapat berjalan diatas beberapa macam sistem berkas. Setiap sistem berkas memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Semua keluarga Windows yang berbasis Windows NT dapat mendukung sistem berkas yang digunakan oleh keluarga Windows 9x, namun hal tersebut tidak berlaku sebaliknya.
Sistem Berkas yang terdapat dalam sistem operasi Windows adalah:
1. FAT 16: Sistem berkas ini digunakan dalam sistem operasi DOS dan Windows 3.1
2. FAT 32: Sistem ini digunakan oleh keluarga Windows 9x.
3. NTFS: Merupakan singkatan dari New Technology File System. Sistem berkas ini adalah sistem berkas berbasis journaling dan dapat digunakan hanya pada keluarga Windows NT. Keunggulan dari sistem berkas ini adalah fasilitas recovery yang memungkinkan dilakukannya penyelamatan data saat terjadi kerusakan pada sistem operasi.

*Konsep Impuls dan Momentum

Konsep impuls dan momentum

Apa itu Impuls ?
Apa yang menyebabkan suatu benda diam menjadi gerak? Anda telah mengetahuinya, yaitu gaya. Bola yang diam bergerak ketika gaya tendangan Anda bekerja pada bola. Gaya tendangan Anda pada bola termasuk gaya kontak yang bekerja dalam waktu yang singkat. Gaya seperti ini disebut gaya implusif. Jadi, gaya implusif mengawali suatu percepatan dan menyebabkan bola bergerak cepat dan makin cepat. Gaya implusif mulai dari nilai nol pada saat t, bertambah nilainya secara cepat ke suatu nilai puncak, dan turun drastic secara cepat ke nol pada saat t.
Apakah impuls termasuk besaran scalar atau vector ? Impuls adalah hasil kali antara besaran vector gaya F dengan besaran scalar selang waktu t, sehingga impuls termasuk besaran vector. Arah impuls I searah dengan arah gaya implusif F.
\
Apa itu momentum ?
Momentum adalah ukuran kesukaan untuk memberhentikan suatu benda, dan didefinisikan sebagai hasil kali massa dengan kecepatan.
P=mV
Apakah momentum termasuk besaran scalar atau vector ? Momentum diperoleh dari hasil kali besaran scalar massa dengan besaran vector kecepatan, sehingga momentum termasuk besaran vector, Arah momentum searah dengan arah kecepatan.penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vector. Sebagai contoh untuk p = p1 + p2, dimana p1 dan p2 membentuk sudut, maka besar momentum resultannya dapat dihitung dengan rumus kosinus.aturan resultan p terhadap salah satu vector komponennya dapat dihitung dengan rumus sinus.Teorema impuls-momentum adalah:

“ impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang dialami benda itu, yaitu beda antara momentum akhir dengan momentum awalnya”

Hukum II newton dalam bentuk asli menyatakan bahwa yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan laju perubahan momentum benda tersebut. Untuk massa konstan, berlaku hokum II Newton yang telah Anda kenal.Hukum II newton bentuk momentum ini dapat menjelaskan munculnya gaya dorong pada roket dan jet akibat perubahan massa bahan bakar dalam roket dan jet ( m/t). hokum II newton yang dinyatakan oleh F = m a hanya berlaku khusus untuk massa benda konstan. Sedangkan hokum II newton yang dinyatakan oleh F = p/t berlaku umum, baik untuk massa benda tetap maupun berubah. Massa benda yang bergerak dengan kelajuan mendekati kelajuan cahaya ( 3 x 10 8 m/s) tidaklah konstan tetapi bergantung pada kelajuannya.


Mengapa terjadi gaya dorong pada roket ?

Anda telah mempelajari prinsip peluncuran roket, yang kita pahami berdasarkan munculnya gaya dorong pada roket ini. Memiripkan terjadinya gaya dorong vertical ke atas pada roket dengan gaya dorong ke atas pada balon. Ketika jepitan jari Anda pada mulut balon Anda balon per satuan waktu ( m v/t = p/t ). Sesuai dengan hokum II newton bentuk momentum. Perubahan momentum udara dalam balon per satuan waktu ( p/t ) menyebabkan balon mengerjakan gaya vertical kebawah pada udara dalam balon. Sesuai dengan hokum III newton, muncul reaksi, yaitu udara dalam balon mengerjakan gaya pada balon, yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan. Jelas, gaya yang dikerjakan udara dalam balon pada balon berarah vertical keatas. Gaya vertical keatas yang bekerja pada balon inilah yang kita sebut sebagai gaya dorong pada balon, sehingga balon dapat bergerak naik. Perhatikan, aksi- reaksi ini terjadi antara balon dengan udara dalam balon, dan bukan antara balon dengan udara sekitar balon jadi, seandainya kita melakukan percobaan ini dalam ruang vacum ( hampa udara ), balon akan bergerak vertical ke atas.
Bunyi hukum kekekalan momentum linier:

“ dalam suatu interaksi ( antara dua benda atau lebih ), momentum total system sesaat sebelum dan sesudah interaksi adalah sama asalkan hanya gaya-gaya interaksi antarbenda dalam system ( disebut gaya dalam ) yang bekerja terhadap system dan tidak ada gaya dari luar system interaksi yang bekerja”

Contoh interaksi dimana hukum kekekalan momentum berlaku adalah peristiwa: ledakan, tumbukan, penembakan proyektil dan peluncuran roket.
Untuk semua jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum. Tumbukan lenting sempurna adalah tumbukan dimana kekekalan energy kinetic berlaku. Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, kedua benda yang bertumbukan akan bersatu dan bergerak bersama sesaat sesudah tumbukan, pada jenis tumbukan ini, kekekalan energy kinetic tidak berlaku sebab sebagian energy di ubah ke bentuk energy kalor, energy bunyi, dan kerusakan permanen pada kedua benda.
Roket dan mesin jet bekerja berdasarkan hukum II newton, hukum III newton, dan hukum kekekalan energy. Bedanya, roket membawa pembakar oksigen dalam tangkinya, sedangkan mesin jet mengambil oksigen dari udara di sekitarnya. Oleh karana itu, roket dapat bekerja di antariksa yang hampa udara bahkan bisa bekerja lebih baik di antariksa karena roket tidak perlu mengatasi gesekan udara. Sebaliknya, mesin jet hanya dapat bekerja di lingkungan atmosfer bumi, sementara di antariksa belum bisa.


*Sistem Berkas Pada Windows
Sistem operasi Windows merupakan sistem operasi yang telah dikenal luas. Sistem operasi ini sangat memudahkan para penggunanya dengan membuat struktur direktori yang sangat user-friendly. Para pengguna Windows tidak akan menemui kesulitan dalam menggunakan sistem direktori yang telah dibuat oleh Microsoft. Windows menggunakan sistem drive letter dalam merepresentasikan setiap partisi dari disk. Sistem operasi secara otomatis akan terdapat dalam partisi pertama yang diberi label drive C. Sistem operasi Windows dibagi menjadi dua keluarga besar, yaitu keluarga Windows 9x dan keluarga Windows NT (New Technology).
Direktori yang secara otomatis dibuat dalam instalasi Windows adalah:
1. Direktori C:\WINDOWS
Direktori ini berisikan sistem dari Windows. Dalam direktori ini terdapat pustaka-pustaka yang diperlukan oleh Windows, device driver, registry, dan program-program esensial yang dibutuhkan oleh Windows untuk berjalan dengan baik.
2. Direktori C:\Program Files
Direktori ini berisikan semua program yang diinstal ke dalam sistem operasi. Semua program yang diinstal akan menulis entry ke dalam registry agar program tersebut dapat dijalankan dalam sistem Windows.
3. Direktori C:\My Documents
Direktori ini berisikan semua dokumen yang dimiliki oleh pengguna sistem.
Sistem operasi Windows dapat berjalan diatas beberapa macam sistem berkas. Setiap sistem berkas memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Semua keluarga Windows yang berbasis Windows NT dapat mendukung sistem berkas yang digunakan oleh keluarga Windows 9x, namun hal tersebut tidak berlaku sebaliknya.
Sistem Berkas yang terdapat dalam sistem operasi Windows adalah:
1. FAT 16: Sistem berkas ini digunakan dalam sistem operasi DOS dan Windows 3.1
2. FAT 32: Sistem ini digunakan oleh keluarga Windows 9x.
3. NTFS: Merupakan singkatan dari New Technology File System. Sistem berkas ini adalah sistem berkas berbasis journaling dan dapat digunakan hanya pada keluarga Windows NT. Keunggulan dari sistem berkas ini adalah fasilitas recovery yang memungkinkan dilakukannya penyelamatan data saat terjadi kerusakan pada sistem operasi.

*Definisi Organisasi (Organization)

A. Definisi Organisasi (Organization)

Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya baik intern maupun ekstern. Dua aspek utama dalam organisasi yaitu departementasi dan pembagian kerja yang merupakan dasar proses pengorganisasian.
James D. Mooney mengatakan “Organisasi yaitu bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersana, “ sedang Chester I. Bernard memberikan pengertian organisasi yaitu suatu system aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Organisasi merupakan proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas diantara para anggota untuk mencapai tujuan.
Jadi organisasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Organisasi dalam arti badan yaitu kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Organisasi dalam arti bagan yaitu gambaran skematis tentang hubungan kerjasama dari orang-orang yang terlibat dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
Unsur-unsur dasar yang membentuk organisasi yaitu :
1. Adanya tujuan bersama
2. Adanya kerjasama dua orang atau lebih
3. Adanya pembagian tugas
4. Adanya kehendak untuk bekerja sama

B. Struktur Organisasi

Didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur ini terdiri dari unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.
Faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :
1. Strategi organisasi pencapaian tujuan.
2. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan membedakan bentuk struktur organisasi.
3. Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan mereka juga lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur perusahaan.
4. Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.
Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
1. Spesialisasi kegiatan
2. Koordinasi kegiatan
3. Standarisasi kegiatan
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja

C. Bentuk-bentuk Organisasi

Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan departementasi yang menunjukkan hubungan kerja sama.
Bagan ini menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yaitu :
1. Pembagian kerja
2. Rantai perintah
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen
Adapun cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut Henry G. Hodges dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Bentuk Piramidal
2. Bentuk Vertikal
3. Bentuk Horisontal
4. Bentuk Melingkar

Bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan atas :
1. Organisasi Garis
Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana, diciptakan oleh Henry Fayol. Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu organisasinya masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi kerja belum tinggi.
Kebaikannya :
a. Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu tangan.
b. Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan langsung dengan bawahan.
c. Proses pengambilan keputusan cepat.
d. Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah dapat segera diketahui, juga karyawan yang rajin dan malas.
Rasa solidaritas tinggi.

Kelemahannya :
a. Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak mampu melaksanakan tugas maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
b. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
c. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.

*Sistem Informasi

Konsep Dasar Sistem

Sistem : kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Menurut Jerry FithGerald ; sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Karakteristik Sistem / Elemen Sistem :

• Memiliki komponen ;
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem, misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah subsistemnya.
• Batas sistem (boundary) ;
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
• Lingkungan luar sistem (environment) ;
Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
• Penghubung sistem (interface) ;
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.
• Masukan sistem (input) ;
Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
• Keluaran sistem (Output) ;
Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem.
• Pengolah sistem (Process) ;
Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.
• Sasaran sistem ;
Kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.

Senin, 30 November 2009

hubungan konflik dan cara penanggulannya

Manajer menganggap terjadinya konflik dalam negosiasi dianggap sebagai sesuatu hal yang lumrah terjadi. Akan tetapi, kebanyakan manajer yang terlibat dalam negosiasi tidak menyukai konflik dan seringkali tidak mengetahui cara mengatasi konflik ketika konflik tersebut benar-benar terjadi disaat negosiasi berlangsung. Manajer menganggap konflik hanya membuang waktu dan menjadi penghalang dalam upaya penyelesaian negosiasi.
Konflik itu sendiri mengandung kebaikan walaupun dalam prakteknya tidak semua konflik memberikan hasil yang baik dalam negosiasi. Masalah utama yang timbul dalam konflik cenderung akan bertambah buruk jika diabaikan atau tidak ditangani dengan baik. Dalam penanganan konflik membutuhkan proses kreatif yang diharapkan akan menghasilkan sesuatu yang positif, yaitu solusi dan hubungan yang lebih baik antara kedua belah pihak.
Konflik pada dasarnya merupakan suatu proses yang dimulai pada saat satu pihak merasa dibuat tidak senang oleh, atau adanya itikad akan berbuat tidak menyenangkan kepada pihak lain mengenai sesuatu yang dianggap oleh pihak pertama hal yang penting.dan Kemampuan mengenali konflik adalah salah satu langkah awal untuk menghadapi konflik. Berikut ini hal-hal yang menandai adanya konflik dalam negosiasi :
1. Kurangnya kesediaan untuk mendengarkan
2. Suasana semakin tegang.
3. Sikap defensif dan kurangnya keterbukaan.
4. Sikap mempertahankan posisi awal dan menolak untuk bergerak (berkembangnya mentalitas “kami” dan “mereka”).
5. Sikap menarik diri dari diskusi atau menolak dalam perdebatan.
Menangani Konflik
Terjadinya konflik tidak dapat dicegah, yang ada adalah mengendalikannya. Konfrontasi dapat digunakan untuk mengendalikan konflik dan mencegah memburuknya konflik yang muncul selama negosiasi. Pihak-pihak yang terlibat dipaksa untuk berinteraksi dan membahas perbedan yang ada secara terbuka sehingga dapat menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi.
Manfaat yang diperoleh dari konfrontasi adalah untuk memperjelas perbedaan :
1. Apa yang dianggap bernilai oleh kedua pihak
2. Apa yang dipikirkan oleh kedua pihak
3. Apa yang dirasakan oleh kedua pihak
4. Apa yang ingin dilakukan oleh kedua pihak
5. Apa yang ingin benar-benar dilakukan oleh kedua pihak
Konflik selalu timbul jika pandangan satu pihak berbeda dengan pandangan pihak lawan. Agar konflik dapat memberikan manfaat yang optimal dalam negosiasi dan mengurangi efek negatifnya, konflik dapat dikelola dengan melakukan pencegahan dan penanganan konflik sehingga tujuan dan sasaran dalam negosiasi dapat tercapai.
Jika dalam negosiasi menemukan jalan buntu dapat diusulkan untuk dilakukan penangguhan guna menyediakan waktu bagi kedua belah pihak untuk berpikir dan merenung ketika situasi menjadi sulit. Penangguhan bukan berarti menunda negosiasi tetapi untuk memberikan kesempatan bernapas ketika ketegangan muai meningkat dan waktu penangguhan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh kedua belah pihak dan bukan dimaksudkan untuk menghindar dari konflik yang terjadi.dan apabila konflik dapat dikelola dan ditangani dengan baik, dapat memberikan manfaat dan akhirnya meningkatkan hubungan yang lebih baik antara kedua belah pihak sehingga tujuan dan sasaran negosiasi antara kedua belah pihak dapat tercapai.

Senin, 26 Oktober 2009

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK dengan KEPUTUSAN dan SOLUSI PADA SUATU ORGANISASI.

suatu organisasi dapat berorientasi karena mempunyai nilai, visi dan misi, aturan, profesional, insiatif, sumber daya, rencana kerja maka suatu organisasi akan mengalami kemajuan, sedangkan kalau tidak ada suatu nilai dan visi maka suatu organisasi akan rusak karena nilai dan visi itu sangat mendasi sistem suatu organisasi. Bila tidak ada misi, suatu organisasi akan bingung, karena misi itu merupakan tujuan suatu organisasi yang harus dilaksanakan.Bila tidak ada aturan dalam suatu organisasi maka organisasi tersebut akan terjadi konflik kepentingan, karena aturan merupakan salah satu bentuk yang harus dipatuhi oleh anggota suatu organisasi. Bila tidak ada profesional maka suatu organisasi akan resah, karena profesional itu merupakan kinerja yang harus dipatuhi oleh setiap organisasi.Bila insentifnya tidak ada maka suatu organisasi akan lamban, karena insentif merupakan suatu hak penuh yang harus dikerjakan oleh suatu organisasi, bila tidak dilaksanakan maka akan lamban pengerjaan suatu organisasi. Bila tdak ada sumber daya maka suatu organisasi akan mengalami frustasi, karena sumber daya merupakan hal yang sangat p0enting dalam suatu oraganisasi. Bila tidak ada rencana kerja suatu organisasi akan salah langkah, karena suatu organisasi itu harus mempunyai suatu rencana kerja, suatu organisasi bila tidak mempunya rencana kerja maka suatu organisasi itu belum siap dalam menghadapi tantangan suatu organisasi.

Sabtu, 03 Oktober 2009

Aspek-Aspek Pendukung Dalam Beroganisasi

Aspek-Aspek Pendukung Dalam Beroganisasi

Organisasi adalah suatu kegiatan/sebuah perkumpulan yang dimana dalamnya terdapat nilai & visi, misi, aturan, profesionalisme, insentif, sumber daya, dan Rencana kerja yang di masing-masing aspek-aspek tersebut memiliki keterkaitan satu sama lainnya.

Nilai & visi sangat penting di miliki oleh masing-masing anggota dalam sebuah organisasi yang di karnakan jika anggota dalam sebuah organisasi tidak memiliki nilai & visi maka organisasi tersebut tidak akan berjalan ( Rusak).

Ketika kita membentuk suatu organisasi yang pertama kali harus dilakukan adalah membentuk suatu tujuan, perencanaan (misi) untuk mencapai tujuan kedepannya yang lebih baik. Masing-masing anggota diberi kebebas asalkan tidak menyalahi aturan yang dapat menyebabkan konflik kepantingan antar anggota dalam organisasi tersebut. Jika Sikap profesionalisme tidak dimiliki menjadikan organisasi yang sudah kita bentuk menjadi resah & lamban jika tidak insentif dalam menjalankan roda organisasi yang sudah kita bentuk bersama, begitu pula jika tidak adanya sumber daya kita akan frustasi dan salah langkah jika tidak membuat rencana kerja terlebih dahulu ketika kita akan membuat/membentuk suatu organisasi.

Kesimpulannya:Bahwa setiap kali kita akan memulai berorganisasi kita harus memperhitungkan aspek-aspek yang ada dalam organisasi tersebut.

Pendukung Dalam Beroganisasi

Aspek-Aspek Pendukung Dalam Beroganisasi

Organisasi adalah suatu kegiatan/sebuah perkumpulan yang dimana dalamnya terdapat nilai & visi, misi, aturan, profesionalisme, insentif, sumber daya, dan Rencana kerja yang di masing-masing aspek-aspek tersebut memiliki keterkaitan satu sama lainnya.

Nilai & visi sangat penting di miliki oleh masing-masing anggota dalam sebuah organisasi yang di karnakan jika anggota dalam sebuah organisasi tidak memiliki nilai & visi maka organisasi tersebut tidak akan berjalan ( Rusak).

Ketika kita membentuk suatu organisasi yang pertama kali harus dilakukan adalah membentuk suatu tujuan, perencanaan (misi) untuk mencapai tujuan kedepannya yang lebih baik. Masing-masing anggota diberi kebebas asalkan tidak menyalahi aturan yang dapat menyebabkan konflik kepantingan antar anggota dalam organisasi tersebut. Jika Sikap profesionalisme tidak dimiliki menjadikan organisasi yang sudah kita bentuk menjadi resah & lamban jika tidak insentif dalam menjalankan roda organisasi yang sudah kita bentuk bersama, begitu pula jika tidak adanya sumber daya kita akan frustasi dan salah langkah jika tidak membuat rencana kerja terlebih dahulu ketika kita akan membuat/membentuk suatu organisasi.

Kesimpulannya:Bahwa setiap kali kita akan memulai berorganisasi kita harus memperhitungkan aspek-aspek yang ada dalam organisasi tersebut.

Template by : kendhin x-template.blogspot.com